Penyimpanan Bahan Baku Padat dalam Industri Kimia

19:45
penyimpanan bahan padat dalam industri kimia

Penyimpanan bahan padat sebagai bahan baku industri kimia pada umumnya dilakukan dengan sistem sebagai berikut:

Penyimpanan dengan Sistem Outdoor

Bahan baku yang disimpan dengan sistem outdoor umumnya adalah bahan tidak rusak oleh pengaruh cuaca, seperti hujan, panas, dan banjir (air bah). Selain itu adalah bahan tidak mengeluarkan gas ketika ditimbun di alam terbuka atau teruai yang menimbulkan gas beracun misalnya karena terdekomposisi. Contoh bahan yang dapat disimpan dengan sistem outdoor, yaitu batu bara, belerang, pasir besi, pasir alumina dan sejenisnya.

Selain dengan penimbunan di alam terbuka, sistem penyimpanan outdoor juga dapat dilakukan dengan menempatkan bahan baku dalam kontainer dengan kapasitas tertentu dan penyimpanannya  terletak di sistem terbuka. Kapasitas penyimpanan dalam kontainer meliputi penyimpanan skala kecil, misalnya 20 kg sampai dengan skala besar yang disimpan dalam kontainer raksasa yang bisa menyimpan bisa mencapai 5 – 10 ton.



Ada 4 macam metode penyimpanan bahan dengan sistem outdoor, yaitu:

1) Penimbunan di bawah Travelling Bridge

Penyimpanan bahan dengan penimbunan dibawah traveling bride dilakukan pada area lapangan. Penimbunan bahan baku tersebut dengan menggunakan alat  crane yang dilengkapi dengan bucket diangkut dengan menggunakan lori – lori, conveyor sistem, bucket berjalan.

2) Penimbunan pada Sisi dan Kanan Jalan

Penyimpanan bahan dengan penimbunan pada sisi kiri atau kanan dilakukan pada area jalan penambangan. Penimbunan tersebut dilakukan dengan menggunakan lokomotif crane yang dilengkapi dengan bucket untuk memindahkan bahan tersebut ke alat transport lain (truk, lori, hopper).

Proses penyimpanan bahan baku dengan cara penimbunan biasanya oleh perusahaan penambangan seperti penambangan pasir, batuan split, batu bara dan lain sebagainya. Adapun lahan yang dibutuhkan untuk proses penyimpanan seperti ini membutuhkan tempat yang besar dan luas serta alat-alat berat yang lengkap.

3) Penyimpanan dengan Sistem Overhead

Sistem overhead adalah cara penyimpanan bahan baku dengan menggunakan railway, cabelway, konveyor panjang, dan lainya. Di Indonesia penggunaan sistem overhead seperti ini dengan menggunakan railway panjang dengan bucket dijumpai di PT. krakatau steel yang mengolah bahan dari pasir besi dan di PLTU Suryalaya yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.

4) Penyimpanan Drag Scrapper

Penyimpanan dengan drag scrapper ini memakai alat berat yang terdiri scrapper bucket yang dikaitkan pada kabel yang bergerak pada suatu pulley. Adapun alat yang dipakai untuk mengangkut bahan ke unit lain, yaitu lori, konvetor, bucket elevator.

Penyimpanan dengan Sistem Indoor

Model penyimpanan sistem indoor hampir sama dengan sistem outdoor. Bahan baku yang disimpan dengan sistem indoor adalah bahan yang peka terhadap suasana sekitarnya terutama faktor cuaca dalam hal ini dingin, panas, hujan, air dan lainnya. Adapun penyimpanan sistem indoor dibagi menjadi dua cara, yaitu:



1) Penyimpanan Indoor dalam Bentuk Timbunan

Model penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan ini adalah untuk menyimpan bahan baku dalam ruangan storage (gudang), tanpa menggunakan wadah. Pemilihan model penyimpanan sistem in door dengan cara timbunan mempertimbangkan faktor lingkungan dan titik kritis bahan terhadap kerusakan karena faktor lingkungan. Adapun yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah kondisi suhu dan kelembapan gudang atau bangunannya, adanya kemungkinan bocor, adanya hama seperti tungau, kecoa, tikus, jamur, dan kapang. Contoh bahan baku yang dapat disimpan dengan sistem in door ini adalah chip paper, waste paper, dan serbuk gergaji pada pabrik kayu lapis.

Pada gambar diatas terlihat bahwa bahan baku yang disimpan dengan cara ditimbun banyak yang menempel pada dinding gudang tersebut. Faktor kelembaban yang merubah bahan baku menjadi lembab dan menempel pada dinding namun tidak merubah spesifikasi bahan baku secara keseluruhan. Sistem pemuatan (loading) dengan menggunakan konveyor panjang yang langsung masuk ke gudang penyimpanan. Sistem pengambilan bahan dari gudang muatan menggunakan konveyor sistem terbuka atau sistem tertutup ke mesin proses. Sistem tersebut biasanya dikontrol secara otomatis atau semi otomatis dengan kontrol room. Keunggulan sistem ini adalah sedikit menggunakan tenaga manusia karena ruangan berdebu, debu bisa mengakibatkan sesak nafas dan asma.

Pengiriman bahan baku dari kendaraan penangkut masuk lewat kontinus konveyor untuk dimasukan ke lori lori pemartaian. Sistem penyimpanan indoor digunakan jika jarak pabrik terhadap ketersediaan bahan baku cukup dekat, sehingga pengambilan bahan tidak membutuhkan waktu yang lama.

2) Penyimpanan Indoor dalam Bin/ Bungker atau Silo

Model penyimpanan sistem indoor dalam bungker adalah melindungi bahan dari kerusakan oleh lingkungan sekitar. Di dalam pengisian bahan baku dengan model silo/bin biasanya mempunyai batas maksimal pengisian sebesar 80 % dari tinggi maksimal. Silo dan bin yang digunakan ada yang dilengkapi dengan heat exchanger untuk mengatur pengaruh suhu serta kelembapan di dalam silo dan bin ini, namun ada juga yang tidak menggunakan. 

Adapun penggunaan alat pengatur suhu dan kelembapan didasarkan pada titik kritis dari bahan. Untuk bahan grain dan powder yang mudah menggumpal bila ada perubahan kelembapan dan suhu, maka silo/bin dilengkapi disamping mesin pengatur kelembapan, mesin pengatur suhu, juga dilengkapi dengan agitator/pengaduk atau menggunakan sistem penggetar/vibrasi.

Dalam merancang silo/bin harus terutama untuk jenis padatan baik grain maupun powder harus diperhatikan sudut gelincir bahan (free flowing) agar bahan dapat meluncur ke keluar dari silo/bin. Namun jika bahan mudah menggumpal maka dalam silo/bin tersebut dilengkapi dengan pengaduk yang bertujuan untuk menekan bahan agar mudah turun kebawah. Alat pengatur kelembapan adalah bertujuan agar bahan tidak menggumpal karena pengaruh kelembapan.

Alat pengatur suhu digunakan dengan tujuan agar bahan tidak rusak karena adanya perubahan suhu, biasanya menggunakan mantel H. E (heat exchanger). Kontrol suhu di dalam silo/bin menggunakan auto digital thermometer dilengkapi thermostat agar suhu didalam tidak berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan bahan.

Vibrator digunakan dengan tujuan untuk menggetarkan bahan agar mudah keluar dari silo/bin karena gaya adhesive bahan baku dengan logam dari dinding silo/bin, gaya ini mempengaruhi bahan baku untuk keluar walaupun sudah ada perhitungan sudut gelincir bahan, dan kemungkinan masih terjadinya proses penggumpalan bahan baku sehingga bahan sulit keluar dari silo/bin.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »