Tahapan dan Metode Pengolahan Limbah Cair Industri

23:48
infokimia.com – Proses pengolahan limbah cair memiliki tahapan dan metode yang sangat beragam. Secara umum tahapan pengolahan limbah cair meliputi pengolahan primer (primary treatment), pengolahan sekunder (secondary treatment) dan pengolahan tersier (tertiary treatment). 

Sedangkan penentuan metode pengolahan limbah cair disesuaikan dengan jenis polutan yang terkandung di dalamnya. Metode pengolahan limbah cair tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan dan juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan Primer Limbah Cair (Primary Treatment)

Pengolahan primer limbah cair sebagian besar merupakan proses pengolahan secara fisika yang meliputi proses penyaringan (screening) dan pengolahan awal (pretreatment).

1) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Penyaringan

Limbah cair yang mengalir melalui saluran pembuangan terlebih dahulu disaring menggunakan jeruji saring. Metode penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

2) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Pengolahan Awal

Pengolahan awal limbah cair dilakukan dengan mengalirkan air limbah yang sudah disaring ke dalam tangki atau bak (grit chamber). Pengolahan awal ini berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat lainnya yang berukuran relatif besar.

Pengolahan Primer Limbah Cair
Pengolahan Primer Limbah Cair

Prinsip kerja dari pengolahan awal limbah cair adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel - partikel pasir mengendap di dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. Metode pengendapan limbah merupakan metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.

Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (floation). Metode pengapungan ini berfungsi efektif untuk memisahkan polutan berupa minyak atau lemak. Pengapungan polutan dalam limbah cair dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran ± 30 – 120 mikron. Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke atas permukaan air limbah sehingga kemudian dapat dipisahkan.

Apabila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat dipisahkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, apabila limbah tersebut juga mengandung polutan lain, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut yang tidak dapat dihilangkan melalui proses pengolahan primer maka limbah cair tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

Pengolahan Sekunder Limbah Cair (Secondary Treatment

Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses pengolahan secara biologis dengan melibatkan mikroorganisme pengurai yang dapat mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme pengurai yang digunakan pada proses pengolahan sekunder limbah cair umumnya adalah bakteri aerob. Ada tiga metode pengolahan sekunder limbah cair yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds/ lagoons).

Pengolahan Sekunder Limbah Cair
Pengolahan Sekunder Limbah Cair

1) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Penyaringan Tetesan (Trickling Filter)

Pada metode penyaringan limbah cair dengan tetesan, bakteri aerob ditumbuhkan pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m.  Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan mengalir melewati media dalam bentuk tetesan. Selama proses penyaringan ini, bahan organik yang terkandung dalam limbah cair akan didegradasi oleh bakteri aerob. 

Aliran limbah cair yang telah sampai ke dasar lapisan media akan menetes ke dalam suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Limbah cair kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.


2) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Lumpur Aktif (Activated Sludge)

Pada metode lumpur aktif, mula-mula limbah cair disalurkan ke sebuah tangki. Di dalam tangki tersebut  limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi bahan organik oleh bakteri aerob yang berlangsung di dalam tangki dibantu dengan pemberian gelembung oksigen (aerasi). 

Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dalam limbah cair. Dibutuhkan waktu selama beberapa jam  sebelum limbah cair disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan. Setelah proses pengendapan selesai, selanjutkan limbah cair dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut, sedangkan lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi.


3) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Kolam Perlakuan (Treatment Ponds/ Lagoons)

Metode kolam perlakuan merupakan metode pengolahan limbah cair yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode kolam perlakuan, mula-mula limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Alga kemudian ditumbuhkan pada permukaan kolam  dan akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan oleh alga tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses degradasi bahan organik dalam limbah cair. Pada metode ini, terkadang kolam juga dilakukan proses aerasi. Selama proses degradasi bahan organik  berlangsung, partikel-partikel padat tersupensi yang terdapat dalam limbah cair juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah cair terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, kemudian air limbah dapat dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

Pengolahan Tersier Limbah Cair (Tertiary Treatment). 

Pengolahan tersier limbah cair dilakukan apabila setelah pengolahan primer dan sekunder imbah cair masih terdapat zat berbahaya bagi lingkungan. Pengolahan tersier limbah cair bersifat khusus, dikarenakan pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat berbahaya yang tersisa dalam limbah cair atau air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder limbah cair adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam anorganik lainnya. 

Pengolahan Tersier Limbah Cair
Pengolahan Tersier Limbah Cair

Pengolahan tersier limbah cair sering disebut juga sebagai pengolahan lanjutan (advanced treatment). Adapun metode pengolahan tersier limbah cair meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika, misalnya metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier limbah cair jarang diterapkan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini dikarenakan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier limbah cair cenderung tinggi.

Pengolahan Lanjutan Limbah Cair

Adapun pengolahan lanjutan limbah cair atau air limbah meliputi proses desinfeksi (disinfection) dan pengolahan lumpur (sludge treatment).

1) Disinfeksi Limbah Cair (Disinfection)

Disinfeksi (disinfection) merupakan proses pengolahan limbah cair dengan menambahkan senyawa kimia atau perlakukan fisik yang bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair.

Contoh disinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV), atau dengan ozon (Oз). Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.

Pengolahan Lumpur Limbah Cair
Pengolahan Lumpur Limbah Cair

2) Pengolahan Lumpur Limbah Cair (Sludge Treatment)

Setiap tahapan pengolahan limbah cair (primer, sekunder atau tersier) akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur yang mengandung endapan polutan tersebut tidak dapat dibuang secara langsung ke lingkungan, namun perlu diolah lebih terlebih dahulu. Lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai secara anaerob (anaerob digestion). Setelah diurai, kemudian lumpur disalurkan ke beberapa alternatif seperti dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (insinerasi).

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »