Kandungan Kimia dalam Habbatussauda dan Manfaatnya untuk Kesehatan

22:08 Add Comment
infokimia.com – Habbatussauda merupakan nama lain dari biji jintan hitam yang berasal dari bunga tanaman Nigella sativa. Habbatussauda adalah tanaman asli asia selatan dan asia barat. Aroma dan rasa dari habbatussauda yang khas menjadikan ia sebagai salah satu bumbu penyedap masakan  timur tengah.

Penelitian tentang manfaat Habbatussauda untuk kesehatan pertama kali dilakukan oleh Ibnu Sina dan direkam dalam jurnal medisnya yang bernama Canon of Medicine. Hasil penelitian Ibnu Sina menunjukkan bahwa Habbatussauda memiliki manfaat sebagai obat asma dan masalah pernafasan lainnya.

kandungan kimia dalam habbatussauda

Kandungan Kimia dalam Habbatussauda 

Habbatussauda adalah tanaman yang sangat kaya akan kandungan kimia yang bermanfaat bagi kesehatan. Minyak atsiri (ekstrak) dari habbatussauda mengandung senyawa nigellone, thymoquinone, thymohydroquinone,dithymoquinone, thymol, carvacrol,  d-limonene,  d-citronellol, p-cymene dan 2-(2-methoxypropyl)-5-methyl-1,4-benzenediol. Senyawa-senyawa tersebut merupakan kandungan utama dari ekstrak habbatussauda dengan persentase p-cymene (7.1% – 15.5%), carvacrol (5.8% -11.6%), dan yang terbesar adalah thymoquinone (27.8% – 57.0%).

Habbatussauda juga kaya akan kandungan asam amino dan mineral. Asam amino yang terkandung dalam Habbatussauda yaitu arginin, lisin, leusin, metionin, tirosin, prolin dan treonin. Dan mineral yang terkandung di dalamnya seperti kalsium, pospat, natrium dan zat besi. Selain itu Minyak atsiri Habbatussauda sangat baik dikonsumsi karena mengandung asam lemak tak jenuh, seperti asam linoleat (55,6%), asam oleat (23,4%), dan asam palmitat(12,5%).

Manfaat Habbatussauda untuk Kesehatan

Habbatussauda dalam pengobatan tradisional dimanfaatkan sebagai perangsang produksi ASI, obat cacingan, pelemas otot (diuretik), sakit kepala, sakit gigi, mata merah, wasir, alergi, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka semakin banyak manfaat dari Habbatussauda yang diketahui. Adapun beberapa manfaat Habbatussauda yang utama adalah sebagai berikut:

1) Habbatussauda untuk Mengatasi Gejala Diabetes

Habbatussauda mengandung senyawa thymoquinone (TQ) yang dapat menghentikan perkembangan penyakit diabetes tipe 1 seutuhnya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Universitas Teknologi Mara (UiTM) Malaysia pada tahun 2014.

2) Habbatussauda untuk Melawan Kanker

Habbatussauda mengandung senyawa antioksida berupa etanol. Etanol yang terdapat dalam Habbarussauda ditemukan 80% mampu melindungi tubuh dari stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.

3) Habbatussauda untuk Meningkatkan Kualitas Sperma

Jurnal Evidance-Based Complementary and Alternative Medicine menyebutkan bahwa mengkonsumsi habbatussauda dapat meningkatkan kualitas sperma dan memperbaiki jaringan testis. Khusus bagi pria perokok sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi habbatussauda secara teratur untuk menentralkan racun nikotin yang berdampak negatif pada struktur jaringan testis.

4) Habbatussauda untuk Meningkatkan Daya Ingat dan Mencegah Kepikunan

Kandungan asam linoleat (omega 3) yang tinggi sangat baik untuk nutrisi perkembangan sel otak. Perkembangan sel otak yang baik akan meningkatkan daya ingat dan kecerdasan terutama untuk anak-anak yang sedang dalam pertumbuhan. Selain itu Habbatussauda dapat memperbaiki peredaran darah ke otak, sehingga dapat mencegah kepikunan pada orang yang sudah lanjut usia.

Kandungan Kimia dalam Minyak Zaitun dan Manfaatnya untuk Kesehatan

23:56 Add Comment
infokimia.com – Zaitun (Olea europaea) merupakan tanaman yang sudah lama dikenal di dalam kehidupan. Awalnya Zaitun ditemukan di Yunani sekitar 7.000 tahun yang lalu di daerah Crete. Dahulu Zaitun digunakan sebagai simbol perjanjian dan perdamaian serta dianggap sebagai pohon suci. Namun seiring berkembangnya waktu Zaitun telah menjadi salah satu komoditas pangan. Pohon zaitun dapat tumbuh hingga 15 meter  dan bisa hidup mencapai 1500 tahun. Sebuah pohon zaitun akan berbuah setelah mencapai umur 5 tahun.

Bagian utama dari tanaman Zaitun yang digunakan adalah buahnya. Buah Zaitun yang sudah matang memiliki warna ungu. Buah Zaitun yang sudah matang tersebut dapat menghasilkan minyak apabila diperas. Minyak zaitun (Olive oil) hasil perasan tersebut dapat langsung dikonsumsi tanpa harus melibatkan proses kimia lainnya. Apabila diproses dengan proses penyulingan maka akan diperoleh 5 jenis minyak zaitun, yaitu: extra-virgin olive oil, virgin olive oil, revined olive oil, pure olive oil, dan extra light olive oil.

kandungan kimia dalam minyak zaitun

Kandungan Kimia dalam Minyak Zaitun

Minyak Zaitun banyak mengandung zat kimia yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kandungan kimia minyak Zaitun yang paling utama adalah squalene. Konsentrasi squalene dalam minyak zaitun adalah yang tertinggi dibandingkan dengan minyak lainnya, yaitu 2.500 sampai dengan 9.250 µg/g. Minyak Zaitun adalah minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh, yaitu asam oleat (omega 9) dengan kadar 55-85%. Kandungan kimia lainnya dalam minyak zaitun adalah turunan dari senyawa polifenol seperti fenol, tokoferol (vitamin E), dan sterol.

Manfaat Minyak Zaitun untuk Kesehatan

1) Minyak Zaitun untuk Menjaga Kekebalan Tubuh

Kandungan squalene yang tinggi dalam minyak Zaitun sangat bermanfaat untuk menjaga kekebalan tubuh dan sebagai bahan baku pembuatan insulin bagi penderita diabetes. Squalene juga bermanfaat sebagai interferon inducer (IFN) untuk mengobati kanker.

2) Minyak Zaitun untuk Melembapkan Kulit

Kandungan vitamin E pada minyak Zaitun sangat bagus untuk kesehatan kulit. Penggunaan minyak Zaitun sebagai rutin akan memberikan kadar kelempapan alami pada kulit.

3) Minyak Zaitun untuk Mencegah Penuaan Dini

Minyak Zaitun mengandung asam linoleat yang berfungsi untuk menjaga kadar air pada kulit, khususnya kulit wajah. Pemakaian minyak Zaitun secara teratur akan membuat wajah menjadi awet muda dan mencegah penuaan dini.

4) Minyak Zaitun untuk Menjaga Kesehatan Jantung

Minyak Zaitun merupakan minyak yang mengandung asam lemak tak jenuh berupa asam oleat, sehingga mengkonsumsi minyak zaitun dapat mengontrol kadar kolesterol dalam tubuh untuk menjaga kesehatan jantung.

5) Minyak Zaitun untuk Menangkal Radikal Bebas dan Mencegah Kanker

Kandungan kimia berupa polifenol dalam minyak Zaitun berfungsi sebagai pembantu proses detoksifikasi molekul dalam tubuh. Sehingga tubuh akan terhindar dari serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker.

Kandungan Kimia dalam Daun Sirih dan Manfaatnya untuk Kesehatan

22:35 Add Comment
infokimia.com – Sirih (Piper betle) adalah jenis tanaman yang tumbuh merambat atau bersandar pada pepohonan atau tanaman lain. Sirih merupakan tanaman asli Indonesia da sudah lama digunakan sebagai tanaman obat dan dalam upacara adat rumpun melayu. Pada tanaman sirih, bagian utama yang digunakan adalah daunnya.  Daun sirih memiliki aroma yang khas, yaitu aroma pedas, dingin dan tajam. Aroma tersebut disebabkan oleh kandungan senyawa kimia yang terdapat di dalamnya. 

kandungan kimia dalam daun sirih

Kandungan Kimia dalam Daun Sirih

Kandungan kimia dalam daun sirih yang utama adalah minyak atsiri (betlephenol). Kandungan minyak atsiri dalam daun sirih yaitu 4,2%. Selain itu kandungan kimia dalam daun sirih adalah saponin, flavonoid, seskuiterpen, dan polifenol. Senyawa fenol dalam daun sirih memiliki turunan antara lain kavikol, kavibetol, eugenol, karvacol dan allipirokatekol.

Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan dan Mengobati Penyakit

Penggunaan daun sirih sebagai obat sudah lama dikenal di dalam masyarakat. Pengobatan dengan daun sirih dapat dilakukan dengan meminum air rebusan atau mengunyah daun sirih secara langsung untuk pengobatan dalam. Sedangkan untuk pengobatan luar dapat dilakukan dengan mengoleskan ekstrak pada bagian tubuh yang terluka. Beberapa manfaat atau khasiat dari daun sirih bagi kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Daun Sirih sebagai Anti Mikroba 

Senyawa saponin yang terdapat dalam ekstrak daun sirih dapat mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur (cendawan). Sehingga digunakan sebagai bahan untuk menghilangkan bau badan dan mengatasi keputihan pada wanita. Saat ini sudah banyak beredar produk sabun atau salep yang terbuat dari ekstrak daun sirih.

2) Daun Sirih sebaga Anti Pendarahan

Apabila terjadi luka, ekstrak daun sirih dapat digunakan untuk menahan pendarahan. Selain itu ekstrak daun sirih juga dapat menyembuhkan pendarahan hidung (mimisan). Cara penggunaannya adalah dengan menempelkan daun sirih yang sudah diremas-remas pada bagian luka atau menyumbat hidung yang mengalami mimisan.

3) Daun Sirih sebagai Anti Alergi

Ekstrak daun sirih dapat mengobati alergi pada kulit seperti gatal-gatal. Cara penggunaanya adalah dengan mengoleskan ekstrak daun sirih atau menggosokkan daun sirih pada bagian kulit yang gatal-gatal.

4) Daun Sirih sebagai Antioksidan

Meminum air rebusan daun sirih dapat mengobati penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas. Air rebusan daun sirih dapat mempertahankan pH tubuh pada keadaan basa, sehingga pembentukan radikal bebas dalam tubuh dapat dicegah.

5) Daun Sirih sebagai Pestisida

Kandungan fenol dan kavikol pada daun sirih dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk menanggulangi hama pada tanaman.

Kandungan Kimia dalam Kunyit dan Manfaatnya bagi Kesehatan

23:39 Add Comment
infokimia.com – Kunyit (Curcuma longa Linn. Syn. Curcuma domestica Val.) adalah salah satu tanaman rempah-rempah asli dari wilayah Asia Tenggara. Tanaman ini kemudian mengalami penyebaran ke daerah Asia Selatan, Australia bahkan Afrika. Kunyit dikenal sebagai bahan pelengkap makanan yang memiliki cita rasa dan warna khas. Khususnya masyarakat Indonesia dan India kerap memanfaatkan kunyit sebagai jamu untuk merawat kecantikan dan mengobati berbagai macam penyakit.

kendungan kimia dalam kunyit

Kandungan Kimia Dalam Kunyit

Kandungan kimia yang paling utama dalam kunyit adalah senyawa kukuminoid dan minyak atsiri. Senyawa kurkuminoid yang terkandung dalam kunyit sebesar 3 sampai 4% yang terdiri dari senyawa curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan  bisdesmetoksikurkumin. Dan minyak minyak atsiri yang terkandung dalam kunyit sebesar 2 sampai 5% yang terdiri dari senyawa seskuiterpen dan fenil propana turmeron (aril-turmeron, alpha-turmeron, beta-turmeron), humulen, bisabolen, zingiberin, kurlon kurkumol, seskuifellandren, atlanton dan aril kurkumen.

Kandungan kimia lainnya yang terdapat dalam kunyit adalah garam-garam mineral. Kandungan mineral dalam kunyit antara lain seng, aluminium, bismut, magnesium, kalsium, timbal, besi, mangan, natrium dan kalium. Selain itu juga terdapat kandungan kimia lainnya berupa senyawa tannin, arabinosa, glukosa, pati, dammar dan fruktosa.

Senyawa kurkumin yang terkandung dalam kunyit terdapat dalam 2 bentuk, yaitu bentuk tautomer (keto) pada fasa padat dan bentuk enol pada fasa cair. Umumnya kurkumin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami untuk makanan (kode kuning E100) seperti keju, yoghurt, mentega, margarin dan nasi kuning. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, senyawa kurkumin beralih fungsi sebagai salah satu jenis obat herbal yang sangat berkhasiat dan bermanfaat bagi kesehatan.

Manfaat Kunyit Bagi Kesehatan

Manfaat dan khasiat kunyit sebagai obat herbal untuk kesehatan tentunya sangat berkaitan dengan kandungan kimia di dalamnya. Ekstrak kunyit telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional di Cina dan India. Dahulu ekstrak kunyit digunakan sebagai obat anti peradangan (inflamasi), obat malaria, obat cacing, obat sakit perut, mengobati keseleo, memar dan rematik. Berikut ini adalah beberapa manfaat kunyit bagi kesehatan.

1) Kunyit sebagai Masker Kecantikan

Ekstrak kunyit memiliki manfaat untuk menghilangkan bekas jerawat, mencerahkan kulit, menghaluskan kulit, melembabkan kulit kering, mengencangkan kulit, mengatasi kulit berminyak, mengangkat sel kulit mati, menghilangkan kerutan diwajah dan mencegah penuaan dini. Cara penggunaanya adalah dengan mengoleskan ekstrak kunyit keseluruh wajah seperti masker.

2) Kunyit sebagai pencegah Penyakit Alzheimer

Penggunaan ekstrak kunyit untuk mencegah penyakit alzheimer atau pikun sudah lama dikenal dalam dunia pengobatan. Senyawa kurkumin yang terkandung dalam kunyit berperan sebagai aktivator gen yang mengkode produksi protein antioksidan dan melindungi sel-sel otak dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas. Cara penggunaannya adalah dengan mengkonsumsi ekstrak kunyit secara teratur, terutama untuk yang sudah berusia diatas 40 tahun keatas.

Kandungan Kimia dalam Madu dan Manfaatnya untuk Kesehatan

20:12 Add Comment
infokimia.com – Madu merupakan cairan kental yang menyerupai sirup berasa manis yang dihasilkan oleh lebah dari nektar bunga. Nektar merupakan suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tanaman dalam bentuk larutan gula yang memiliki berbagai variasi. Kandungan kimia utama dari madu adalah fruktosa dan glukosa. Kandungan senyawa fruktosa dan glukosa mencapai 90% dari total turunan karbohidrat yang terdapat dalam madu. Sedangkan kandungan kimia lainnya yang terdapat dalam madu adalah sukrosa, maltosa, melibiosa, rafinosa serta turunan karbohidrat lainnya.

kandungan kimia dalam madu

Kandungan Kimia dalam Madu

Kandungan karbohidrat dalam madu sangat tinggi, namun rendah lemak. Akibatnya madu memiliki nilai kalori yang sangat besar, yaitu 3.280 kal/kg. Artinya 1 kg madu memiliki nilai kalori setara 50 butir telur ayam, 5,7 liter susu, 1,68 kg daging, 25 buah pisang, 40 buah jeruk dan 4 kg kentang.

Dalam madu juga banyak mengandung zat kimia dalam bentuk mineral seperti natrium, kalsium, magnesium, besi, zink, fosfor dan kalium. Madu juga kaya akan kandungan kimia dalam bentuk vitamin seperti thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), asam askorbat (vitamin C), niasin, asam pantotenat, biotin, asam folat, dan vitamin K yang berfungsi sebagai zat antibiotik dan anti bakteri.

Selain itu, dalam madu juga terdapat kandungan kimia berupa enzim seperti enzim diastase, invertase,  glukosa  oksidase, peroksidase dan lipase. Madu juga kaya akan kandungan asam organik seperti asam glutamat, asam asetat, asam butirat, asam format, asam suksinat, asam glikolat, asam malat, asam proglutamat, asam sirat dan asam piruvat. Adapun Kandungan kimia madu secara lengkap terdapat dalam tabel di bawah ini:

Madu
Nilai nutrisi per 100 g (3,5 oz)
Kandungan Kimia
Jumlah
Energi
1272 kJ (304 kcal)
Karbohidrat
82.4 g
Gula
82.12 g
Serat pangan
0.2 g
Lemak
0 g
Protein
0.3 g
Air
17.10 g
Riboflavin (Vit. B2)
0.038 mg (3%)
Niasin (Vit. B3)
0.121 mg (1%)
Asam Pantotenat (B5)
0.068 mg (1%)
Vitamin B6
0.024 mg (2%)
Folat (Vit. B9)
2 μg (1%)
Vitamin C
0.5 mg (1%)
Kalsium
6 mg (1%)
Besi
0.42 mg (3%)
Magnesium
2 mg (1%)
Fosfor
4 mg (1%)
Kalium
52 mg (1%)
Natrium
4 mg (0%)
Zink
0.22 mg (2%)
Shown is for 100 g, roughly 5 tbsp.
Persentase merujuk kepada 
rekomendasi Amerika Serikat untuk dewasa.
Sumber: 
Data Nutrisi USDA

manfaat madu bagi kesehatan

Manfaat Madu untuk Kesehatan

Kandungan kimia dalam madu yang beragam membuat madu memiliki banyak manfaat, khususnya sebagai obat. Beberapa manfaat madu bagi kesehatan adalah sebagai berikut:

1) Madu sebagai Antioksidan untuk Meningkatkan Kekebalan tubuh

Madu mengandung antioksidan yang sangat tinggi. Mengkonsumsi madu secara teratur akan meningkatkan kekebalan (imunitas) tubuh dari serangan radikal bebas. Madu juga memiliki kandungan polifenol sangat tinggi. Senyawa polifenol dapat melindungi sel dari kerusakan oleh radikal bebas yang bisa memicu penyakit kanker dan jantung.

2) Madu sebagai Antiseptik untuk Mengobati Luka

Madu mengandung enzim oksidase glukosa. Enzim tersebut dapat memecah glukosa dalam madu menjadi hydrogen peroksida (H2O2) yang merupakan antiseptik kuat. Namun enzim oksidase glukosa tidak dapat bekerja pada kondisi normal. Untuk mengaktifkan enzim oksidase glukosa membutuhkan kondisi dengan pH 5.5 - 8.0 dan natrium. Pada saat kulit terluka maka darah akan keluar. Darah memiliki pH yang tinggi dan juga terdapat natrium, sehingga saat madu diteteskan ke luka tersebut, enzim oksidase glukosa menjadi aktif dan menghasilkan peroksida sebagai antiseptik.

3) Madu sebagai Obat untuk Menghaluskan Kulit

Madu mengandung asam glukonat dan asam organik lainnya. Asam-asam organik yang terkandung dalam madu dapat berfungsi untuk melonggarkan ikatan sel-sel kulit mati dan mempercepat proses regenerasi. Proses regenerasi kulit oleh madu dapat mengencangkan kulit, menghilangkan garis-garis penuaan, menyeimbangkan minyak dan meningkatkan elastisitas kulit. Selain itu, madu juga mengandung gula dan asam amino yang dapat berfungsi untuk mempertahankan kelembapan kulit.

4) Madu sebagai Obat untuk Menghilangkan Jerawat

Madu merupakan bahan yang dapat menyerap air dari udara dan mempertahankannya di lapisan kulit (humectant). Sehingga penggunaan madu pada kulit wajah dapat menghindarkan kulit dari iritasi akibat pengaruh lingkungan Madu juga memiliki sifat antibakteri yang mampu mengatasi kulit sensitif dan mengontrol kandungan minyak untuk mengatasi masalah jerawat.

Tahapan dan Metode Pengolahan Limbah Cair Industri

23:48 Add Comment
infokimia.com – Proses pengolahan limbah cair memiliki tahapan dan metode yang sangat beragam. Secara umum tahapan pengolahan limbah cair meliputi pengolahan primer (primary treatment), pengolahan sekunder (secondary treatment) dan pengolahan tersier (tertiary treatment). 

Sedangkan penentuan metode pengolahan limbah cair disesuaikan dengan jenis polutan yang terkandung di dalamnya. Metode pengolahan limbah cair tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan dan juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.

Pengolahan Limbah Cair Industri

Pengolahan Primer Limbah Cair (Primary Treatment)

Pengolahan primer limbah cair sebagian besar merupakan proses pengolahan secara fisika yang meliputi proses penyaringan (screening) dan pengolahan awal (pretreatment).

1) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Penyaringan

Limbah cair yang mengalir melalui saluran pembuangan terlebih dahulu disaring menggunakan jeruji saring. Metode penyaringan ini berfungsi untuk memisahkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

2) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Pengolahan Awal

Pengolahan awal limbah cair dilakukan dengan mengalirkan air limbah yang sudah disaring ke dalam tangki atau bak (grit chamber). Pengolahan awal ini berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat lainnya yang berukuran relatif besar.

Pengolahan Primer Limbah Cair
Pengolahan Primer Limbah Cair

Prinsip kerja dari pengolahan awal limbah cair adalah dengan memperlambat aliran limbah sehingga partikel - partikel pasir mengendap di dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. Metode pengendapan limbah merupakan metode pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Endapan partikel tersebut akan membentuk lumpur yang kemudian dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.

Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (floation). Metode pengapungan ini berfungsi efektif untuk memisahkan polutan berupa minyak atau lemak. Pengapungan polutan dalam limbah cair dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-gelembung udara berukuran ± 30 – 120 mikron. Gelembung udara tersebut akan membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke atas permukaan air limbah sehingga kemudian dapat dipisahkan.

Apabila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat dipisahkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami proses pengolahan primer dapat langsung dibuang kelingkungan (perairan). Namun, apabila limbah tersebut juga mengandung polutan lain, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan anorganik terlarut yang tidak dapat dihilangkan melalui proses pengolahan primer maka limbah cair tersebut perlu disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya.

Pengolahan Sekunder Limbah Cair (Secondary Treatment

Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses pengolahan secara biologis dengan melibatkan mikroorganisme pengurai yang dapat mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme pengurai yang digunakan pada proses pengolahan sekunder limbah cair umumnya adalah bakteri aerob. Ada tiga metode pengolahan sekunder limbah cair yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds/ lagoons).

Pengolahan Sekunder Limbah Cair
Pengolahan Sekunder Limbah Cair

1) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Penyaringan Tetesan (Trickling Filter)

Pada metode penyaringan limbah cair dengan tetesan, bakteri aerob ditumbuhkan pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik dengan dengan ketebalan ± 1 – 3 m.  Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan mengalir melewati media dalam bentuk tetesan. Selama proses penyaringan ini, bahan organik yang terkandung dalam limbah cair akan didegradasi oleh bakteri aerob. 

Aliran limbah cair yang telah sampai ke dasar lapisan media akan menetes ke dalam suatu wadah penampung dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Limbah cair kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.


2) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Lumpur Aktif (Activated Sludge)

Pada metode lumpur aktif, mula-mula limbah cair disalurkan ke sebuah tangki. Di dalam tangki tersebut  limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi bahan organik oleh bakteri aerob yang berlangsung di dalam tangki dibantu dengan pemberian gelembung oksigen (aerasi). 

Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi bahan organik dalam limbah cair. Dibutuhkan waktu selama beberapa jam  sebelum limbah cair disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan. Setelah proses pengendapan selesai, selanjutkan limbah cair dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut, sedangkan lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi.


3) Pengolahan Limbah Cair dengan Metode Kolam Perlakuan (Treatment Ponds/ Lagoons)

Metode kolam perlakuan merupakan metode pengolahan limbah cair yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode kolam perlakuan, mula-mula limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka. Alga kemudian ditumbuhkan pada permukaan kolam  dan akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen yang dihasilkan oleh alga tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses degradasi bahan organik dalam limbah cair. Pada metode ini, terkadang kolam juga dilakukan proses aerasi. Selama proses degradasi bahan organik  berlangsung, partikel-partikel padat tersupensi yang terdapat dalam limbah cair juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah cair terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, kemudian air limbah dapat dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

Pengolahan Tersier Limbah Cair (Tertiary Treatment). 

Pengolahan tersier limbah cair dilakukan apabila setelah pengolahan primer dan sekunder imbah cair masih terdapat zat berbahaya bagi lingkungan. Pengolahan tersier limbah cair bersifat khusus, dikarenakan pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat berbahaya yang tersisa dalam limbah cair atau air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder limbah cair adalah zat-zat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam anorganik lainnya. 

Pengolahan Tersier Limbah Cair
Pengolahan Tersier Limbah Cair

Pengolahan tersier limbah cair sering disebut juga sebagai pengolahan lanjutan (advanced treatment). Adapun metode pengolahan tersier limbah cair meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika, misalnya metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining, vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak-balik. Metode pengolahan tersier limbah cair jarang diterapkan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini dikarenakan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier limbah cair cenderung tinggi.

Pengolahan Lanjutan Limbah Cair

Adapun pengolahan lanjutan limbah cair atau air limbah meliputi proses desinfeksi (disinfection) dan pengolahan lumpur (sludge treatment).

1) Disinfeksi Limbah Cair (Disinfection)

Disinfeksi (disinfection) merupakan proses pengolahan limbah cair dengan menambahkan senyawa kimia atau perlakukan fisik yang bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair.

Contoh disinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi), penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV), atau dengan ozon (Oз). Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau tersier, sebelum air limbah dibuang ke lingkungan.

Pengolahan Lumpur Limbah Cair
Pengolahan Lumpur Limbah Cair

2) Pengolahan Lumpur Limbah Cair (Sludge Treatment)

Setiap tahapan pengolahan limbah cair (primer, sekunder atau tersier) akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur yang mengandung endapan polutan tersebut tidak dapat dibuang secara langsung ke lingkungan, namun perlu diolah lebih terlebih dahulu. Lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai secara anaerob (anaerob digestion). Setelah diurai, kemudian lumpur disalurkan ke beberapa alternatif seperti dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (insinerasi).

Definisi, Sumber, dan Dampak Limbah Pada Kesehatan

23:45 Add Comment
limbah cair domestik


Definisi Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi dari sektor industri maupun aktivitas domestik (rumah tangga). Limbah yang dihasilkan dapat berupa sampah, air kakus (black water), dan air buangan dari berbagai aktivitas domestik (grey  water). Menurut UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan  dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, limbah didefinisikan sebagai sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.


Sumber Emisi Limbah

Jenis dan skala kegiatan yang diduga menjadi sumber pencemar disebut sebagai sumber emisi limbah. Sumber emisi limbah pada umumnya berasal dari kegiatan pemukiman, industri, pertanian, pertambangan dan pariwisata (rekreasi).

Limbah Domestik (Pemukiman)

Limbah pemukiman umumnya berupa limbah padat dan limbah cair. Contoh Limbah padat pemukiman adalah sampah rumah tangga, sedangkan contoh limbah cair pemukiman adalah tinja. Baik limbah padat atau cair, keduanya dapat mencemari lingkungan, khususnya sumber air. Air yang tercemar limbah pemukiman akan menjadi sumber penyakit menular, sehingga tidak layak digunakan sehari-hari.

Limbah Industri

Limbah industri dapat berupa gas, cair maupun padat. Limbah yang dihasilkan oleh industri umumnya termasuk kategori limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya). Limbah industri dapat mencemari lingkungan perairan, tanah, dan udara.

Limbah cair hasil industri dapat berupa sisa reaktan seperti logam-logam berat. Apabila limbah cair dibuang ke perairan, misalnya sungai akan mencemari air sungai, sehingga air sungai tersebut tidak dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan dan mengganggu kehidupan biota air.

Limbah padat hasil industri umumnya berupa sampah-sampah anorganik yang tidak dapat terurai. Apabila limbah padat tersebut dibuang langsung ke tanah maka akan mencemari tanah dan sumber air tanah. Tanah yang tercemar tidak dapat ditumbuhi oleh tanaman, sehingga tanah menjadi tidak produktif.

Limbah gas hasil industri yang dibuang ke udara pada umumnya mengandung senyawa kimia berupa SO2, NO2, CO, dan gas-gas hasil pembakaran lainnya. Gas SO2 dan NO2 merupakan gas penyebab terjadinya hujan asam. Hujan asam dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar karena merusak bangunan, ekosistem perairan, lahan pertanian, dan hutan. 

Limbah B3 yang sangat ditakuti adalah limbah dari industri kimia. Limbah dari industri kimia pada umumnya mengandung berbagai macam unsur logam berat yang mempunyai sifat akumulatif dan beracun. Akumulasi dari logam berat di dalam tubuh dapat mengakibatkan kanker, keracunan syaraf dan merupakan bahan teratogenik.

Baca JugaTeknik Pengambilan Sampel (Sampling) Air Limbah



Limbah Pertanian

Limbah pertanian umumnya berasal dari pestisida dan pupuk. Pada dasarnya pestisida digunakan untuk membunuh hama, tetapi karena pemakaiannya yang tidak sesuai dengan prosedur keselamatan kerja maka pestisida menjadi biosida (pembunuh kehidupan). Pestida yang dipakai secara berlebihan akan mengkontaminasi sayuran dan buah-buahan.
Penggunaan pupuk yang berlebihan dan tidak sesuai standar akan mengakibatkan kontaminasi perairan. Hal tersebut dikarenakan pupuk yang berlebih tidak seluruhnya diserap oleh tanaman. Sisa pupuk tersebut akan larut dalam air dan kemudian terbawa ke dalam sumber air. Apabila pupuk terlarut tersebut sampai diperairan yang terdapat gulma, maka akan merangsang pertumbuhan gulma dan menimbulkan eutrofikasi. Dan pemakaian herbisida untuk mengatasi eutrofikasi menjadi penyebab terkontaminasinya ikan, udang dan biota air lainnya.

Limbah Pertambangan

Limbah pertambangan dihasilkan melalui proses lanjutan pengolahan hasil tambang menjadi bahan yang diinginkan. Contohnya, pertambangan emas memerlukan bahan air raksa atau mercuri untuk mengikat unsur agar terpisah dari zat pengotornya. Setelah emas terikat, maka unsur mercuri tersebut dibebaskan dari emas untuk mendapatkan emas murni. Namun sering kali unsur mercuri dari pertambangan emas langsung dibebaskan ke lingkungan perairan (sungai). Merkuri yang terlarut di dalam air akan menjadi limbah logam berat cair yang sangat berbahaya. Limbah merkuri adalah penyebab keracunan syaraf dan merupakan bahan teratogenik.

Limbah Periwisata (Rekreasi)

Kegiatan pariwisata dapat menghasilkan limbah padat, cair dan gas. Limbah padat yang dihasilkan dalam sektor pariwisata berupa sampah anorganik seperti plastik dan sebagainya. Sedangkan limbah cair dan gas dihasilkan  melalui sarana transportasi yang berupa gas buangan kendaraan, tumpahan minyak dan oli dilaut sebagai limbah perahu atau kapal motor dikawasan wisata bahari.

Dampak Emisi Limbah Pada Kesehatan

Emisi limbah yang dibuang ke lingkungan akan menyebar secara luas di lingkungan sesuai dengan kondisi media transportasi limbah. Apabila emisi limbah menyebar melalui udara maka penyebarannya tergantung dari arah angin dominan dan dapat menjangkau wilayah yang cukup luas. Apabila emisi limbah menyebar melalui air maka penyebarannya sesuai dengan arah aliran air dan dapat menjangkau wilayah yang sangat jauh. Adapun komponen lain yang ikut menyebarkan emisi limbah tersebut adalah biota air yang ikut tercemar.

Aktivitas manusia di lingkungan tercemar limbah akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Aktivitas tersebut dapat berupa menghirup udara yang tercemar, minum air yang tercemar, makan makanan yang terkontaminasi dan kemasukan limbah melalui kulit. Umumnya kontaminasi emisi limbah B3 ke dalam tubuh manusia melalui pernafasan (hidung), oral (mulut), dan kulit.

Dampak kesehatan yang ditimbulkan oleh kontak dengan emisi limbah bervariasi: dari ringan, sedang, sampai berat bahkan sampai menimbulkan kematian. Variasi tersebut tergantung dari dosis dan waktu kontak dengan emisi limbah.

Adapun jenis penyakit yang ditimbulkan akibat kontak dengan emisi limbah pada umumnya merupakan penyakit non infeksi, misalnya keracunan, kerusakan organ, kanker, hypertensi, asma bronchioli, pengaruh pada janin yang dapat mangakibatkan lahir cacat (cacat bawaan), kemunduran mental, gangguan pertumbuhan baik fisik maupun psikis, gangguan kecerdasan dan lain sebagainya.