Penyimpanan bahan padat
sebagai bahan baku industri kimia pada umumnya dilakukan dengan sistem sebagai
berikut:
Penyimpanan dengan Sistem Outdoor
Bahan
baku yang disimpan dengan sistem outdoor umumnya adalah bahan tidak rusak oleh
pengaruh cuaca, seperti hujan, panas, dan banjir (air bah). Selain itu adalah bahan
tidak mengeluarkan gas ketika ditimbun di alam terbuka atau teruai yang
menimbulkan gas beracun misalnya karena terdekomposisi. Contoh bahan yang dapat
disimpan dengan sistem outdoor, yaitu batu bara, belerang, pasir besi, pasir
alumina dan sejenisnya.
Selain dengan penimbunan di
alam terbuka, sistem penyimpanan outdoor juga dapat dilakukan dengan
menempatkan bahan baku dalam kontainer dengan kapasitas tertentu dan penyimpanannya terletak di sistem
terbuka. Kapasitas penyimpanan dalam kontainer meliputi penyimpanan skala
kecil, misalnya 20 kg sampai dengan skala besar yang disimpan dalam kontainer
raksasa yang bisa menyimpan bisa mencapai 5 – 10 ton.
Ada 4 macam metode penyimpanan
bahan dengan sistem outdoor, yaitu:
1) Penimbunan di bawah Travelling Bridge
Penyimpanan
bahan dengan penimbunan dibawah traveling bride dilakukan pada area lapangan.
Penimbunan bahan baku tersebut dengan menggunakan alat crane yang dilengkapi dengan bucket diangkut dengan menggunakan lori – lori, conveyor sistem, bucket berjalan.
2) Penimbunan pada Sisi dan Kanan Jalan
Penyimpanan bahan dengan penimbunan pada sisi kiri atau kanan
dilakukan pada area jalan penambangan. Penimbunan tersebut dilakukan dengan menggunakan lokomotif crane yang dilengkapi dengan bucket untuk memindahkan bahan
tersebut ke alat transport lain (truk, lori, hopper).
Proses penyimpanan bahan baku
dengan cara penimbunan biasanya oleh perusahaan penambangan seperti penambangan
pasir, batuan split, batu bara dan lain sebagainya. Adapun lahan yang
dibutuhkan untuk proses penyimpanan seperti ini membutuhkan tempat yang besar
dan luas serta alat-alat berat yang lengkap.
3) Penyimpanan dengan Sistem Overhead
Sistem overhead adalah cara penyimpanan bahan baku dengan
menggunakan railway, cabelway, konveyor panjang, dan lainya. Di Indonesia
penggunaan sistem overhead seperti ini dengan menggunakan railway panjang
dengan bucket dijumpai di PT. krakatau steel yang mengolah bahan dari pasir
besi dan di PLTU Suryalaya yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar.
4) Penyimpanan Drag Scrapper
Penyimpanan dengan drag scrapper ini memakai alat berat yang
terdiri scrapper bucket yang dikaitkan pada kabel yang bergerak pada suatu
pulley. Adapun alat yang dipakai untuk mengangkut bahan ke unit lain, yaitu lori,
konvetor, bucket elevator.
Penyimpanan dengan Sistem Indoor
Model penyimpanan sistem indoor
hampir sama dengan sistem outdoor. Bahan baku yang disimpan dengan sistem indoor adalah bahan yang peka terhadap suasana sekitarnya terutama faktor cuaca
dalam hal ini dingin, panas, hujan, air dan lainnya. Adapun penyimpanan sistem
indoor dibagi menjadi dua cara, yaitu:
1) Penyimpanan Indoor dalam Bentuk Timbunan
Model penyimpanan indoor
dalam bentuk timbunan ini adalah untuk menyimpan bahan baku dalam ruangan
storage (gudang), tanpa menggunakan wadah. Pemilihan model penyimpanan sistem
in door dengan cara timbunan mempertimbangkan faktor lingkungan dan titik
kritis bahan terhadap kerusakan karena faktor lingkungan. Adapun yang dimaksud
dengan faktor lingkungan adalah kondisi suhu dan kelembapan gudang atau bangunannya,
adanya kemungkinan bocor, adanya hama seperti tungau, kecoa, tikus, jamur, dan
kapang. Contoh bahan baku yang dapat disimpan dengan sistem in door ini adalah
chip paper, waste paper, dan serbuk gergaji pada pabrik kayu lapis.
Pada
gambar diatas terlihat bahwa bahan baku yang disimpan dengan cara ditimbun
banyak yang menempel pada dinding gudang tersebut. Faktor kelembaban yang
merubah bahan baku menjadi lembab dan menempel pada dinding namun tidak merubah
spesifikasi bahan baku secara keseluruhan. Sistem pemuatan (loading) dengan
menggunakan konveyor panjang yang langsung masuk ke gudang penyimpanan. Sistem
pengambilan bahan dari gudang muatan menggunakan konveyor sistem terbuka atau sistem
tertutup ke mesin proses. Sistem tersebut biasanya dikontrol secara otomatis
atau semi otomatis dengan kontrol room. Keunggulan sistem ini adalah sedikit
menggunakan tenaga manusia karena ruangan berdebu, debu bisa mengakibatkan
sesak nafas dan asma.
Pengiriman
bahan baku dari kendaraan penangkut masuk lewat kontinus konveyor untuk
dimasukan ke lori lori pemartaian. Sistem penyimpanan indoor digunakan jika jarak
pabrik terhadap ketersediaan bahan baku cukup dekat, sehingga pengambilan bahan
tidak membutuhkan waktu yang lama.
2) Penyimpanan Indoor dalam Bin/ Bungker atau Silo
Model
penyimpanan sistem indoor dalam bungker adalah melindungi bahan dari kerusakan
oleh lingkungan sekitar. Di dalam pengisian bahan baku dengan model silo/bin biasanya mempunyai batas maksimal pengisian sebesar 80 % dari tinggi maksimal. Silo dan bin yang digunakan ada yang dilengkapi dengan
heat exchanger untuk mengatur pengaruh suhu serta kelembapan di dalam silo dan
bin ini, namun ada juga yang tidak menggunakan.
Adapun penggunaan alat pengatur
suhu dan kelembapan didasarkan pada titik kritis dari bahan. Untuk
bahan grain dan powder yang mudah menggumpal bila ada perubahan kelembapan dan
suhu, maka silo/bin dilengkapi disamping mesin pengatur kelembapan, mesin
pengatur suhu, juga dilengkapi dengan agitator/pengaduk atau menggunakan sistem
penggetar/vibrasi.
Dalam merancang silo/bin
harus terutama untuk jenis padatan baik grain maupun powder harus diperhatikan
sudut gelincir bahan (free flowing) agar bahan dapat meluncur ke keluar dari
silo/bin. Namun jika bahan mudah menggumpal maka dalam silo/bin tersebut
dilengkapi dengan pengaduk yang bertujuan untuk menekan bahan agar mudah turun
kebawah. Alat pengatur kelembapan adalah bertujuan agar bahan tidak menggumpal
karena pengaruh kelembapan.
Alat pengatur suhu digunakan
dengan tujuan agar bahan tidak rusak karena adanya perubahan suhu, biasanya
menggunakan mantel H. E (heat exchanger). Kontrol suhu di dalam silo/bin
menggunakan auto digital thermometer dilengkapi thermostat agar suhu didalam
tidak berlebihan sehingga dapat mengakibatkan kerusakan bahan.
Vibrator
digunakan dengan tujuan untuk menggetarkan bahan agar mudah keluar dari
silo/bin karena gaya adhesive bahan baku dengan logam dari dinding silo/bin,
gaya ini mempengaruhi bahan baku untuk keluar walaupun sudah ada perhitungan
sudut gelincir bahan, dan kemungkinan masih terjadinya proses penggumpalan
bahan baku sehingga bahan sulit keluar dari silo/bin.