Metode Mohr digunakan untuk penetapan kadar klorida dan bromida (Cl- dan Br-). Indikator yang digunakan adalah larutan kalium kromat (K2CrO4). Titik akhir titrasi argentometri dapat diamati dengan penambahan indikator larutan K2CrO4 5% yang akan membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah bata setelah penambahan AgNO3 berlebih.
Prinsip Titrasi Argentometri Metode Mohr
AgNO3
pada awal titrasi akan bereaksi dengan NaCl membentuk endapan AgCl yang
berwarna putih. Bila semua ion Cl- sudah habis bereaksi dengan ion Ag+
dari AgNO3, maka kelebihan sedikit ion Ag+ akan bereaksi
dengan ion CrO42- dari indikator K2CrO4
yang ditambahkan. Pembentukan endapan warna merah bata dari Ag2CrO4
menandakan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai.
Reaksinya yang terjadi selama proses titrasi adalah
sebagai berikut:
Fase awal
titrasi : Ag+ + Cl- → AgCl ↓ ( putih)
Fase pada
titik akhir titrasi : Ag+ + CrO42- → Ag2CrO4
(merah bata)
Suasana larutan harus
netral, yaitu pada rentang pH 6,5 – 10. Bila pH>10 (basa) akan terbentuk
endapan AgOH yang akan terurai menjadi Ag2O, sedangkan apabila
pH<6,5 (asam), ion kromat akan bereaksi dengan H+ menjadi Cr2O72-.
Penurunan
konsentrasi CrO42- menyebabkan diperlukannya penambahan
AgNO3 yang lebih banyak untuk membentuk endapan Ag2CrO4,
sehingga kesalahan titrasi makin besar. Ion perak tidak dapat dititrasi
langsung dengan klorida dengan memakai indikator CrO42-
karena Ag2CrO4 pada dekat titik ekuivalen sangat sukar
berdisosiasi (sangat lambat), maka sebaiknya dilakukan dengan cara penambahan
klorida berlebih dan kelebihan klorida dititrasi dengan AgNO3 dengan
menggunakan indikator kromat
Selama
titrasi dengan metode Mohr, larutan
sampel harus diaduk dengan baik. Hal tersebut mencegah terjadinya terjadi
kelebihan titran yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen
tercapai, dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk kemudian yang
mengakibatkan titik akhir yang diperoleh menjadi tidak tajam.
Gangguan pada titrasi ini
antara lain disebabkan oleh:
a)
Ion yang akan
mengendap lebih dulu dari AgCl, misalnya: F, Br, CNSˉ.
b)
Ion
yang membentuk kompleks dengan Ag⁺, misalnya: CNˉ, NH₃ diatas pH 7.
c)
Ion
yang membentuk kompleks dengan Clˉ, misalnya: Hg²⁺.
d)
Kation
yang mengendapkan kromat, misalnya: Ba²⁺
Hal yang harus dihindari pada penyiapan bahan dan pelaksanaan
titrasi dengan metode Mohr adalah cahaya matahari langsung atau sinar neon
karena larutan perak nitrat peka terhadap cahaya (reduksi fotokimia).
Prosedur Kerja Titrasi Argentometri Metode Mohr
1) Siapkan larutan
NaCl 0,1 N sebanyak 1000 ml dengan cara melarutkan
2) 5,80 gram NaCl
p.a (telah dikeringkan dalam oven 110oC selama 1 jam)
dengan aquades di dalam labu ukur 1000
ml.
3) Siapkan larutan
AgNO3 0,1 N sebanyak 500 ml dengan cara melarutkan
9,00 gram AgNO3 dengan
aquades di labu ukur 500 ml.
4) Ambil 25,00 ml
NaCl dengan pipet volume, tuangkan kedalam erlenmeyer 250
5)
ml, tambah 1,0 ml larutan K2CrO4 2%
sebagai indikator.
6) Titrasi dengan
larutan AgNO3 yang telah disiapkan sampai pertama kali
terbentuk warna merah bata.
7) Percobaan diulang
3 kali (triplo)
8) Hitung konsetrasi
(Normalitas) AgNO3 dengan persamaan :
Penerapan Titrasi Argentometri Metode Mohr dalam Analisis
Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur
Tujuan :
Menetapkan
kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandarisasi
larutan
garam dapur dengan larutan standar AgNO3 menggunakan metode Mohr
(Garam
dapur telah dikeringkan didalam oven selama 1 jam dengan suhu 110oC)
Cara
Kerja :
1) Larutkan 1,0 gram
garam dapur dengan aquades di dalam labu ukur 250 ml.
Ambil 25,0 larutan garam dapur
tersebut, tuangkan ke dalam erlenmeyer 250
2) ml, tambahkan 1,0
ml larutan K2CrO4 2% sebagai indikator.
3) Titrasi dengan
larutan standar AgNO3 sampai terbentuk warna merah bata.
4) Percobaan diulang
3 kali
FP =
faktor pengenceran, dalam prosedur ini adalah 250/25
Penentuan Kadar Klorida dalam Air Laut
Tujuan :
Menentukan
kadar ion klorida dalam air laut dengan cara menstandarisasi
larutan air
laut dengan larutan standar AgNO3.
Cara Kerja
:
1) Larutkan 5,0 ml
sampel air laut dengan aquades ± 25 ml di dalam
erlenmeyer 250 ml
2) Tambah 1,0 ml
larutan K2CrO4 2% sebagai indikator
3) Titrasi dengan
larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna
merah bata.
4) Percobaan diulang
3 kali
EmoticonEmoticon