Analisis Proksimat dan Contoh Penerapan Analisis Proksimat

10:00
analisis kadar abu sebagai contoh analisis proksimat

Analisis proksimat yaitu suatu metode analisis kimia untuk mengetahuia kadar unsur/zat dalam suatu contoh tanpa memperhatikan struktur senyawa yang sebenarnya, contoh: penetapan kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar karbohidrat dalam suatu campuran. 

Contoh penerapan analisa proksimat dapat diterapkan untuk menganalisis zat organik. Analisa proksimat zat organik pada umumnya dilakukan untuk bahan pangan atau makanan namun dapat juga dilakukan untuk bahan tambang, seperti batubara. Penerapan analisis proksimat pada batu bara akan dijelaskan sebagai berikut.

(Baca Juga: Penentuan Kadar Air dengan Gravimetri Penguapan)

Analisis Proksimat Batubara digunakan untuk mengetahui karakteristik dan kualitas batubara dalam kaitannya dengan penggunaan batubara tersebut, yaitu untuk mengetahui jumlah kandungan air (moisture content), zat mudah menguap (Volatile Moisture), abu (ash), dan karbon terfiksasi atau tertambat (FC) yang terkandung didalam batubara. Analisis proksimat ini merupakan pengujian yang paling mendasar dalam penentuan kualitas batubara. 

1) Kandungan Air (Moisture content
Dalam batubara, moisture content paling sedikitnya terdiri atas satu senyawa kimia tunggal. Wujudnya dapat berbentuk air yang dapat mengalir dengan cepat dari dalam sampel batubara, senyawa teradsorpsi, atau sebagai senyawa yang terikat secara kimia. Sebagian moisture merupakan komponen zat mineral yang tidak terikat pada batubara.

Dalam ilmu perbatuan, dikenal istilah moisture dan air. Moisture didefinisikan sebagai air yang dapat dihilangkan bila batubara dipanaskan sampai suhu 105°C. Sementara itu, air dalam batubara ialah air yang terikat secara kimia pada lempung. 

2) Kandungan Abu (Ash content)
Coal ash didefinisikan sebagai zat organik yang tertinggal setelah sampel batubara dibakar (incineration) dalam kondisi standar sampai diperoleh berat yang tetap. Selama pembakaran batubara, zat mineral mengalami perubahan, karena itu banyak ash umumnya lebih kecil dibandingkan dengan banyaknya zat mineral yang semula ada didalam batubara. Hal ini disebabkan antara lain karena menguapnya air konstitusi (hidratasi) dan lempung, karbon dioksida serta karbonat, teroksidasinya pirit menjadi besi oksida, dan juga terjadinya fiksasi belerang oksida. 


Share this

Related Posts

Previous
Next Post »