Titrasi Argentometri Metode Fajans, Prinsip Dasar, Prosedur Kerja, dan Penerapan dalam Analisis

23:06
titrasi argentometri metode fajans

Pada titrasi argentometri metode fajans digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik akhir titrasi. Senyawa yang sering digunakan sebagai indikator adsorpsi adalah fluorescein (HFl). Berbeda dengan indikator metode lainnya, indikator adsorbsi tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan. Endapan  yang terbentuk harus dijaga dalam bentuk koloid. Endapan yang dihasilkan berwarna merah muda dan warna tersebut cukup kuat untuk dijadikan sebagai indikator visual penanda titik akhir titrasi. Dikarenakan penyerapan terjadi pada permukaan endapan, maka pada saat titrasi permukaan endapan diusahakan seluas mungkin. Hal tersebut dimaksudkan supaya perubahan warna pada permukaan endapan tampak jelas.

Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Metode Fajans 

Pada titrasi argentometri dengan metode fajans ada dua tahap untuk menerangkan titik akhir titrasi dengan indikator absorpsi (fluorescein), yaitu:  

Tahap sebelum titik ekivalen tercapai

Saat titrasi berlangsung, ion halida (X-) dalam keadaan berlebih dan diabsorbsi pada permukaan endapan AgX sebagai permukaan primer. Reaksinya adalah sebagai berikut:
Ag+ + X- → AgX : X- Na+ 

Tahap setelah titik ekivalen tercapai 

Setelah titik ekivalen tercapai dan pada saat pertama ada kelebihan AgNO3 yang ditambahkan Ag+ akan berada pada permukaan primer yang bermuatan positif menggantikan kedudukan ion halida (X-). Bila hal ini terjadi maka ion indikator (Ind-) yang bermuatan negatif akan diabsorpsi oleh Ag+ (atau oleh permukaan absorpsi). Jadi titik akhir titrasi tercapai bila warna merah muda telah terbentuk. Reaksinya adalah sebagai berikut: 
AgX : Ag+ + Ind- → AgX : Ag+ Ind- (merah muda)

Titik akhir titrasi argentomerti metode fajans dapat diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yakni:
a)  Endapan yang pada awalnya putih menjadi merah muda dan endapan kelihatan menggumpal.
b)  Larutan yang pada awalnya keruh menjadi lebih jernih.
c)  Larutan yang pada awalnya kuning hijau menjadi hampir tidak berwarna.

Adapun kesulitan dalam menggunakan indikator adsorpsi ialah banyak diantara zat warna tersebut membuat endapan perak menjadi peka terhadap cahaya (fotosensitifasi) dan menyebabkan endapan terurai. Dan juga titrasi menggunakan indikator adsorpsi biasanya cepat, sehingga penerapannya agak terbatas karena memerlukan endapan berbentuk koloid yang juga harus diperoleh dengan cepat.

Prosedur Kerja Titrasi Argentometri Metode Fajans

Standarisasi Larutan Agno3 dengan Larutan Standar NaCl

Tujuan:
Menstandarisasi larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl secara titrasi argentometri metode fajans.  
Cara Kerja:
1)    Siapkan larutan standar NaCl 0,1N dengan cara melarutkan sebanyak 5,8 gram NaCl (yang telah dikeringkan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 1100C) ke dalam akuades dalam gelas kimia 100 ml. Kemudian pindahkan ke labu ukur 1000 ml dan tambahkan akuades sampai tanda batas.
2)    Ambil 25,00 ml larutan NaCl tersebut dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml.
3)    Tambah dengan 0,4 ml indikator diklorofluoroscein dan 0,1 gram dekstrin.
4)    Titrasi dengan larutan AgNO3 0,1N yang telah disiapkan, sampai pertama kali
terbentuk warna merah muda pada permukaan endapan AgCl yang terbentuk
5)    Percobaan diulang 3 kali
6)    Hitung normalitas larutan AgNO3.
rumus menghitung konsentrasi perak nitrat pada titrasi argentometri

Penerapan Titrasi Argentometri Metode Fajans dalam Analisis 

Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur

Tujuan:
Menentukan kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandarisasi larutan garam dapur dengan larutan standar AgNO3 secara titrasi argentometri metode fajans.
Cara kerja:
1)    Dilarutkan 1,00 gram garam dapur (yang telah dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu 1100C) ke dalam aquades di dalam labu ukur 250 ml.
2)    Diambil 25,00 ml larutan tersebut dengan pipet volume, dituangkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, ditambah 0,4 ml larutan dikhlorofluorescein dan 0,1 gram dekstrin.
3)    Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah muda pada permukaan endapan AgCl, berarti titik akhir titrasi tercapai.
4)    Percobaan diulang 3 kali
5)    Hitung kadar (%) NaCl dalam garam dapur.
rumus menghitung kadar nacl dalam garam dapur secara argentometri
FP = faktor pengenceran, dalam prosedur ini adalah 250/25 

Penentuan Konsentrasi Ion Klorida (Cl-) dalam Air Laut

Tujuan:
Menentukan konsentrasi (Molaritas) ion klorida (Cl-) dalam air laut dengan cara menstandarisasi sampel air laut dengan larutan standar AgNO3 secara titrasi argentometri metode fajans.
Cara Kerja:
1)    Ambil 5,00 ml sampel air laut dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml, tambah dengan 25 ml aquades.
2)    Asamkan larutan tsb sampai pH menjadi ± 4, dengan larutan asam asetat (asam asetat : H2O = 1 : 3) karena air laut mengandung karbonat.
3)    Tambah dengan 0,4 ml larutan diklorofluororescein dan 0,1 gram dekstrin.
4)    Titrasi dengan larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah muda pada lapisan endapan putih AgCl yang telah terbentuk.
5)    Percobaan diulang 3 kali
6)    Hitung molaritas ion Cl- dalam air laut.
rumus menghitung konsentrasi klorida dalam air laut secara argentometri

Penentuan Kadar Sulfat

Tujuan:
Menentukan kadar sulfat dengan titrasi argentometri metode fajans
Prinsip:
Titrasi dilakukan pada pH 3,5 di dalam campuran air dan alkohol pada perbandingan 1 : 1. Ion sulfat diendapkan sebagai BaSO4 dengan penitrasi BaCl2 menggunakan indikator Alizarin Red. Pada awal indikator berwarna kuning di dalam larutan tetapi akan membentuk warna merah muda dengan kelebihan ion barium (II).
Adapun mekanisme reaksi untuk titik akhir titrasi penentuan sulfat ini adalah sebagai berikut:
Selama titrasi (sebelum TE).
Ba2+ + SO42- → BaSO4 : SO42- Mn+
Sesudah TE :
BaSO4 : Ba2+ + Ind- → BaSO4 : Ba2+ Ind- (merah muda)

Cara kerja:
1)    Ambil 10,00 ml larutan (NH4)2SO4 0,1M dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
2)    Tambah dengan aquades 25 ml dan methanol 25 ml
3)    Tambah 2 tetes indikator alizarin red dan larutan HCl encer (1:10) tetes demi tetes sampai larutan berwarna kuning.
4)    Titrasi secara cepat dengan larutan BaCl2 0,05 M sampai mendekati titik ekivalen (sekitar 90%). Tambahkan 3 tetes lagi indikator.
5)    Titrasi dilanjutkan sampai terbentuk warna merah muda yang hilang kembali
(tidak permanen). Titik akhir titrasi tercapai jika telah terbentuk warna merah
muda yang permanen.
6)    Percobaan dilakukan 3 kali
7)    Hitung molaritas (M) ion sulfat yang ada dalam sampel.
rumus menghitung konsentrasi sulfat secara argentometri

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »