Pada titrasi argentometri
metode fajans digunakan indikator adsorbsi untuk mengetahui titik akhir
titrasi. Senyawa yang sering digunakan sebagai indikator adsorpsi adalah
fluorescein (HFl). Berbeda dengan indikator metode lainnya, indikator adsorbsi
tidak memberikan perubahan warna kepada larutan, tetapi pada permukaan endapan.
Endapan yang terbentuk harus dijaga
dalam bentuk koloid. Endapan yang dihasilkan berwarna merah muda dan warna
tersebut cukup kuat untuk dijadikan sebagai indikator visual penanda titik
akhir titrasi. Dikarenakan penyerapan terjadi pada permukaan endapan, maka pada
saat titrasi permukaan endapan diusahakan seluas mungkin. Hal tersebut
dimaksudkan supaya perubahan warna pada permukaan endapan tampak jelas.
Prinsip Dasar Titrasi Argentometri Metode Fajans
Pada
titrasi argentometri dengan metode fajans ada dua tahap untuk menerangkan titik
akhir titrasi dengan indikator absorpsi (fluorescein), yaitu:
Saat
titrasi berlangsung, ion halida (X-) dalam keadaan berlebih dan
diabsorbsi pada permukaan endapan AgX sebagai permukaan primer. Reaksinya
adalah sebagai berikut:Tahap sebelum titik ekivalen tercapai
Ag+ + X- → AgX : X- Na+
Tahap setelah titik ekivalen tercapai
Setelah titik ekivalen tercapai dan pada saat pertama ada kelebihan AgNO3 yang ditambahkan Ag+ akan berada pada permukaan primer yang bermuatan positif menggantikan kedudukan ion halida (X-). Bila hal ini terjadi maka ion indikator (Ind-) yang bermuatan negatif akan diabsorpsi oleh Ag+ (atau oleh permukaan absorpsi). Jadi titik akhir titrasi tercapai bila warna merah muda telah terbentuk. Reaksinya adalah sebagai berikut:AgX : Ag+ + Ind- → AgX : Ag+ Ind- (merah muda)
Titik akhir titrasi argentomerti metode fajans dapat diketahui berdasarkan tiga macam perubahan, yakni:
b) Larutan yang pada awalnya keruh menjadi lebih jernih.
c) Larutan yang pada awalnya kuning hijau menjadi hampir tidak berwarna.
Prosedur Kerja Titrasi Argentometri Metode Fajans
Standarisasi Larutan Agno3 dengan Larutan Standar NaCl
Tujuan:
Menstandarisasi
larutan AgNO3 dengan larutan standar NaCl secara titrasi argentometri
metode fajans. Cara Kerja:
1) Siapkan larutan
standar NaCl 0,1N dengan cara melarutkan sebanyak 5,8 gram NaCl (yang telah
dikeringkan dengan oven selama 1 jam dengan suhu 1100C) ke dalam akuades dalam gelas
kimia 100 ml. Kemudian pindahkan ke labu ukur 1000 ml dan tambahkan akuades
sampai tanda batas.
2) Ambil 25,00 ml
larutan NaCl tersebut dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu erlenmeyer
250 ml.
3) Tambah dengan 0,4
ml indikator diklorofluoroscein dan 0,1 gram dekstrin.
4) Titrasi dengan
larutan AgNO3 0,1N yang telah disiapkan, sampai pertama kali
terbentuk warna merah muda pada
permukaan endapan AgCl yang terbentuk
5) Percobaan diulang
3 kali
6) Hitung normalitas
larutan AgNO3.
Penerapan Titrasi Argentometri Metode Fajans dalam Analisis
Penentuan Kadar NaCl dalam Garam Dapur
Tujuan:
Menentukan
kadar NaCl dalam garam dapur dengan cara menstandarisasi larutan
garam dapur dengan larutan standar AgNO3 secara titrasi argentometri metode fajans.Cara kerja:
1) Dilarutkan 1,00
gram garam dapur (yang telah dikeringkan dalam oven selama 1 jam dengan suhu
1100C) ke dalam aquades di dalam labu ukur 250 ml.
2) Diambil 25,00 ml
larutan tersebut dengan pipet volume, dituangkan ke dalam labu erlenmeyer 250
ml, ditambah 0,4 ml larutan dikhlorofluorescein dan 0,1 gram dekstrin.
3) Titrasi dengan
larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah muda
pada permukaan endapan AgCl, berarti titik akhir titrasi tercapai.
4) Percobaan diulang
3 kali
5) Hitung kadar (%)
NaCl dalam garam dapur.
FP =
faktor pengenceran, dalam prosedur ini adalah 250/25
Penentuan Konsentrasi Ion Klorida (Cl-) dalam Air Laut
Tujuan:Menentukan konsentrasi (Molaritas) ion klorida (Cl-) dalam air laut dengan cara menstandarisasi sampel air laut dengan larutan standar AgNO3 secara titrasi argentometri metode fajans.
Cara Kerja:
1) Ambil 5,00 ml
sampel air laut dengan pipet volume, tuangkan ke dalam labu erlenmeyer 250 ml,
tambah dengan 25 ml aquades.
2) Asamkan larutan
tsb sampai pH menjadi ± 4, dengan larutan asam asetat (asam asetat : H2O
= 1 : 3) karena air laut mengandung karbonat.
3) Tambah dengan 0,4
ml larutan diklorofluororescein dan 0,1 gram dekstrin.
4) Titrasi dengan
larutan standar AgNO3 sampai pertama kali terbentuk warna merah muda
pada lapisan endapan putih AgCl yang telah terbentuk.
5) Percobaan diulang
3 kali
6) Hitung molaritas
ion Cl- dalam air laut.
Penentuan Kadar Sulfat
Tujuan:Menentukan kadar sulfat dengan titrasi argentometri metode fajans
Prinsip:
Titrasi dilakukan pada pH 3,5 di dalam campuran air dan alkohol pada perbandingan 1 : 1. Ion sulfat diendapkan sebagai BaSO4 dengan penitrasi BaCl2 menggunakan indikator Alizarin Red. Pada awal indikator berwarna kuning di dalam larutan tetapi akan membentuk warna merah muda dengan kelebihan ion barium (II).
Adapun mekanisme reaksi untuk titik akhir titrasi penentuan sulfat ini adalah sebagai berikut:
Selama titrasi (sebelum TE).
Ba2+ + SO42- → BaSO4 : SO42- Mn+
Sesudah TE :
BaSO4 : Ba2+ + Ind- → BaSO4 : Ba2+ Ind- (merah muda)
1) Ambil 10,00 ml
larutan (NH4)2SO4 0,1M dengan pipet volume,
tuangkan ke dalam labu Erlenmeyer 250 ml.
2) Tambah dengan
aquades 25 ml dan methanol 25 ml
3) Tambah 2 tetes
indikator alizarin red dan larutan HCl encer (1:10) tetes demi tetes sampai
larutan berwarna kuning.
4) Titrasi secara
cepat dengan larutan BaCl2 0,05 M sampai mendekati titik ekivalen
(sekitar 90%). Tambahkan 3 tetes lagi indikator.
5) Titrasi
dilanjutkan sampai terbentuk warna merah muda yang hilang kembali
(tidak permanen). Titik akhir titrasi
tercapai jika telah terbentuk warna merah
muda yang permanen.
6) Percobaan
dilakukan 3 kali
7)
Hitung molaritas (M) ion sulfat yang ada dalam sampel.
EmoticonEmoticon