Indikator Titrasi Reduksi Oksidasi (Redoks)

20:22
Larutan kalium permanganat sebagai auto indikator

Titik akhir dari titrasi redoks dapat ditetapkan secara visual melalui reaksi redoks itu sendiri. Perubahan warna pada saat titik akhir tercapai dapat diketahui dengan penambahan indikator. Indikator merupakan senyawa organik yang dapat mengalami perubahan warna apabila terjadi perubahan biloks. Pada titrasi redoks, setiap volume titran ditambahkan ke dalam analit mengakibatkan perubahan biloks analit. Perubahan biloks tersebut terjadi karena adanya reaksi redoks yang mengakibatkan perubahan warna pada indikator yang ditambahkan ke dalam analit.
  
Setiap titrasi memerlukan penambahan indikator untuk mengetahui titik akhit titrasi. Beberapa larutan yang dijadikan titran/ titrat juga dapat bertindak sebagai indikator (auto indikator), seperti larutan KMnO4. Sehingga pada titrasi yang demikian tidak perlu ditambahkan indikator dari senyawa lain.
Warna indikator oksidasi tidak sama dengan warna indikator reduksi. Perbedaan warna dari fase tereduksi dengan fase teroksidasi harus tajam. Hal tersebut dikarenakan untuk mengurangi terjadinya kesalahan penentuan titik akhir titrasi.
Perubahan warna dari suatu indikator redoks berada pada daerah potensial tertentu. Anologi yang sama dengan indikator asam basa dimana perubahan warna juga terjadi pada trayek pH tertentu. Indikator yang dipilih harus mempunyai daerah transisi perubahan warna pada titik ekivalen, atau disekitar titik ekivalen. Indikator harus mempunyai potensial standard (E0) harga E0 dari oksidator dan reduktor. Contohnya pada penentuan kadar senyawa besi (II) secara serimetri, maka indikator yang paling sesuai adalah ferroin (o-fenantrolin besi (II) sulfat).

Berikut ini adalah indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi redoks, yaitu:

1) Auto Indikator

Pereaksi yang dikategorikan sebagai auto indikator adalah pereaksi yang memiliki warna yang kuat. Dan warna pereaksi tersebut dapat berubah atau hilang apabila direaksikan dengan zat lain. Contoh pereaksi yang bersifat auto indikator adalah KMnO4 (berwarna ungu). Larutan KMnO4  yang berwarna ungu berubah menjadi ion Mn2+ yang tidak berwarna ketika terjadi reduksi pada proses titrasi. Selain itu larutan I2 (berwarna kuning) juga dapat bertindak sebagai auto indikator.Titik akhir titrasi diketahui dari hilangnya warna kuning, perubahan ini dipertajam dengan penambahan larutan amilum.

2) Indikator Redoks

Indikator redoks adalah indikator yang dalam bentuk oksidasinya memiliki warna yang berbeda dengan warna dalam bentuk reduksinya. Contohnya difenilamin dan difenilbensidina. Namun kedua indikator ini sukar larut di dalam air, pada penggunaannya dilarutkan dalam asam sulfat pekat terlebih dahulu.

3) Indikator Eksternal

Indikator eksternal dipergunakan apabila indikator internal tidak ada. Contoh, Ferrisianida untuk penentuan ion ferro memberikan warna biru.

4) Indikator Spesifik

Indikator spesifik adalah zat yang bereaksi secara khas dengan salah satu pereaksi dalam titrasi menghasilkan warna. Contohnya amilum membentuk warna biru dengan iodium atau tiosianat membentuk warna merah dengan ion ferri.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »