Infokimia.com - Isu permasalahan lingkungan yang saat ini sedang gencar dibahas oleh para aktivis lingkungan adalah isu limbah plastik. Pasalnya plastik yang saat ini banyak digunakan merupakan plastik polimer yang terbuat dari limbah minyak bumi. Plastik polimer dari minyak bumi tidak dapat diurai oleh bakteri di dalam tanah. Sehingga menimbulkan pencemaran tanah sampai ratusan tahun.
Setiap tahunnya penggunaan plastik di dunia semakin meningkat seiiring bertambahnya jumlah penduduk. Pengendalian terhadap penggunaan plastik merupakan hal utama yang harus dilakukan. Penggunaan plastik harus diminimalisir untuk mencegah meningkatnya limbah plastik.
Berbagai macam bentuk kampanye sudah dilakukan oleh para aktivis lingkungan untuk menyadarkan masyarakat dunia terhadap efek yang ditimbulkan oleh penggunaan plastik yang tidak terkontrol. Selain itu para peneliti juga ikut berpartisipasi dengan menciptakan alternatif plastik yang limbahnya dapat terurai dengan mudah. Sehingga bisa menjadi salah satu solusi terhadap polusi yang ditimbulkan oleh limbah plastik.
Awal Mulanya Riset
Amerika Serikat melalui Institut Teknologi di negara bagian Georgia sejak delapan tahun yang lalu sudah mulai mengadakan riset untuk mecari alternatif bahan untuk pembuatan plastik yang dapat terurai. Pemimpin riset tersebut adalah Carson Meredith, saat ini ia bersama timnya sedang mengadakan riset yang dikenal dengan "Teknologi Nano dengan Memanfaatkan Hasil Hutan".Penggunaan kayu atau hasil hutan lainnya sebagai bahan plastik merupakan hal baru dalam bidang sains. Di dalam kayu atau tamanan lainnya terdapat bagian-bagian yang disebut dengan bahan kristal nano. Kristal tersebut dapat dijadikan selulosa dan kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik yang sangat ringan dan kuat.
Serat-serat selulosa saat ini paling banyak digunakan sebagai bahan baku kertas. Agar dapat digunakan sebagai bahan baku plastik, maka selulosa dari kayu digabungkan dengan chitin dari kulit kerang atau kulit lobster (udang karang). Hasil riset Meredith menunjukkan bahwa molekul chitin dan molekul selulosa mengandung muatan listrik yang saling tarik-menarik. Sehingga dapat membentuk lapisan tipis seperti plastik. Dan lapisan tipis tersebut dapat diperkuat dengan menggabungkan menjadi dua atau tiga lapisan.
Plastik yang dihasilkan tersebut sangat efektif untuk dijadikan pembungkus makanan. Karena dapat mencegah masukknya oksigen ke dalam makanan. Hal yang menarik adalah plastik dari bahan baku campuran selulosa dan chitin dapat dijadikan kompos dan terurai sepenuhnya oleh alam (biodegradable).
(Sumber: www.voaindonesia.com)
EmoticonEmoticon